Rabu, 24 Juni 2009

PENGHARGAAN OSHO


PENGHARGAAN OSHO
ATAS MENINGGALNYA MISTIKUS J.KRISHNAMURTI


Penanya:
"J. Krishnamurti telah meninggal pada hari Senin, Di Ojai, California. Di masa lalu telah anda menyatakan beliau adalah salah satu manusia yang tercerahkan. Bagaimana komentar anda atas kematian beliau?"
Osho:
Kematian bagi jiwa yang tercerahkan seperti J.Krishnamurti tidak ada alasan apapun untuk bersedih, malahan kematiannya sesuatu yang pantas untuk dirayakan dengan lagu-lagu dan tari-tarian. Hal ini suatu momen kegembiraan.
Kematiannya bukanlah suatu kematian. Karena Ia mengetahui keabadiannya. kematiannya hanyalah kematian dari tubuh.Tetapi J.Krishnamurti akan terus abadi dalam kesemestaan Kesadaran, selamanya dan selamanya.





Tiga hari sebelum meninggalnya, J.Krishnamurti, salah seorang temanku berada bersamanya; dan ia mengatakan kepada saya perkataan Krishnamurti kepadannya sangat aneh.
Krishnamurti sangat sedih dan ia hanya berkata satu hal: "Aku sudah menyia-nyiakan hidupku. Orang-orang sedang mendengarkanku seolah-olah aku adalah satu pertunjukan (hiburan)." Keberadaan seorang mistikus adalah suatu revolusi; ia bukanlah pertunjukan. Jika anda mendengar dia, jika anda mengizinkannya, jika anda membuka pintu-pintumu untuk kehadirannya, ia adalah api murni. Ia akan membakar semua sampah yang berada dalam diri anda, semua yang telah usang dalam diri anda, dan ia akan memurnikan anda ke dalam seorang manusia yang baru. Dan hal ini penuh resiko untuk mengizinkan api masuk ke dalam diri anda daripada mengizinkan untuk membuka pintu-pintu, anda akan segera menutup semua pintu.
Tetapi pertunjukan adalah sesuatu yang lain. Ia tidak mengubah anda. Ia tidak membuat anda lebih sadar; sebaliknya, ia membantu anda untuk tetap tak sadar selama dua, tiga jam, sehingga anda dapat melupakan semua kecemasan anda, perhatian-perhatian anda, kekhawatiran-kekahwatiran anda dapat hilang di dalam pertunjukan. Anda dapat mencatatnya: ketika manusia telah melintas; menyelusup berabad-abad, ia telah mengatur untuk menciptakan semakin banyak pertunjukan-pertunjukan, karena ia memerlukan semakin banyak hal-hal yang bersifat tak sadar. Ia takut untuk menjadi sadar, karena menjadi sadar adalah suatu metamarfosis (perubahan bentuk).
Saya lebih kaget dengan berita dibanding dengan kematian. Seorang manusia seperti J.Krishnamurti yang meninggal tidak ada ruang catatan untuk manusia yang telah mempersembahkan selama sembilan puluh tahun secara terus-menerus untuk membantu umat manusia untuk menjadi lebih cerdas, untuk menjadi lebih dewasa. Tidak ada orang yang telah bekerja dengan keras dengan demikian lama. Hanya berita kecil, yang tak diketahui jika suatu politikus bersin dan akhirnya menjadi headline berita."
Penanya;
Bagaimana hubungan anda dengan Krishnamurti?
Osho:
Hal ini merupakan sungguh suatu misteri. Saya telah mencintainya sejak saya mengenalnya, dan ia sangat mengasihiku. Tetapi kita belum pernah berjumpa; karenanya hubungan, ini adalah sesuatu yang luar biasa. Hubungan yang melampaui kata. Kita tidak pernah saling melihat satu sama lain tidak pernah sama sekali, tetapi mungkin kita berdua telah menjadi orang yang paling akrab; terdekat di dalam keseluruhan dunia. Kita mempunyai rasa mengasihi yang luar biasa tanpa memerlukan bahasa, tidak membutuhkan kehadiran secara fisik….
Anda menanyakan tentang hubunganku dengannya. Itu adalah koneksi yang mungkin terdalam yang tidak memerlukan kontak secara fisik, tidak memerlukan komunikasi melalui ilmu bahasa. Tidak hanya itu, sesekali saya biasa mengkritiknya, ia juga biasa mengkritik saya, dan kita menyukai kritik satu sama lain. Dengan mengetahui kesempurnaan satu sama yang lain sungguh tidak berarti . Sejak ia meninggal, saya kehilangan dia karena saya tidak dapat mengkritiknya lagi; jangan khawati segalanya akan berjalan baik. adalah suatu kegembiraan untuk mengkritik dia. Karena Ia adalah orang yang paling cerdas dalam abad ini, tetapi ia tidak pernah di pahami oleh orang-orang.
Ia sudah meninggal, dan kelihatannya dunia akan terus berjalan dengan tanpa menoleh sama sekali ke belakang untuk suatu momen tunggal untuk manusia paling cerdas sepanjang sejarah. Akan sulit untuk menemukan kembali orang yang memiliki ketajaman dan kecerdasan dalam berabad-abad ini. Tetapi orang-orang akan tetap berjalan kaki sambil tidur, mereka tidak mengambil banyak catatan. Di dalam surat kabar, hanya di dalam sudut-sudut kecil di mana tidak ada orang membaca, kematiannya diumumkan. Dan itu berarti ia selama sembilan puluh tahun usianya secara terus-menerus berbicara hampir tujuh puluh tahun, mengelilingi dunia, untuk berusaha membantu orang-orang untuk melepaskan pengkondisian , berusaha untuk membantu orang-orang untuk menjadi bebas , tidak ada orang yang membayarnya, tidak ada yang menganugerahkan penghargaan kepada orang yang sudah bekerja yang paling keras sepanjang sejarah untuk kebebasan manusia, untuk martabat manusia.
Saya tidak merasa kasihan atas kematiannya. kematiannya sungguh indah; ia telah mencapai semua hal tentang hidup dan ia mampu untuk memberi. Tetapi saya merasa kasihan pada keseluruhan dunia. Ia telah kehilangan penerbang kesadaran terbesar, yang telah berhasil mencapai puncak-puncak yang paling tinggi, dan telah berhasil mencapai bintang-bintang yang paling terang. Dan mereka semua (dunia) terlalu konsen terkait dengan hal-hal yang sepele.
Saya merasakan hubungan dekat yang mendalam dengan Krishnamurti dan bahkan untuk disebut koneksi tidaklah tepat; karena koneksi hanya mungkin antara dua hal yang terpisah. Saya merasa selalu manunggal dengan dia. Kendati semua kritiknya, kendati semua kritikku hanyalah untuk bercanda dengan yang tua, menggusarkan orang tua yang sangat mudah digusarkan….
Pengajaran Krishnamurti adalah sungguh indah, tetapi hanya terlalu serius. Dan pengalamanku dan Perasaanku mengatakan bahwa selama tujuh puluh tahun kepergiannya sebagai pemborosan karena ia terlalu serius. Hanya orang-orang sengsara dan jenis orang serius yang berkumpul di sekitar dia untuk berhadapan langsung secara lama; ia adalah suatu kolektor dari mayat-mayat, dan ketika ia menjadi lebih tua mayat-mayat itu juga menjadi lebih tua.
Saya mengetahui orang-orang yang mendengarkan dia hampir keseluruhan hidupnya hingga utuh; mereka adalah sama tuanya dengan dia sendiri. Mereka masih dalam keadaan hidup. Aku mengetahui satu wanita yang sembilan puluh lima, dan aku mengetahui banyak yang lainnya. Satu hal yang saya telah lihat dari semuanya, pada umumnya karena mereka terlalu serius.
Hidup memerlukan suatu humor kecil yang lucu, suatu lelucon yang kecil, suatu ketawa yang kecil.
Hanya pada titik itu Saya di dalam perselisihan paham yang absolut dengan dia; meskipun demikian, ia adalah seorang yang genius. Ia telah menembus sedalam-dalamnya ke dalam setiap dimensi kerohanian manusia, tetapi semua itu seperti padang pasir, melelahkan. Saya ingin anda kembali pada Taman Firdaus, Lugu murni (inosen), tidak serius, tetapi seperti permainan anak-anak kecil. Keseluruhan Keberadaan ini adalah suka melucu. Keseluruhan Keberadaan ini adalah penuh dengan lelucon; anda hanya memerlukan selera humor dan anda akan dikejutkan….
Keberadaan adalah kegembiraan. Segalanya adalah tarian dari suasana hati, anda harus di dalam suasana hati yang sama untuk memahaminya.
Saya tidak menyesal J.Krishnamurti telah meninggal; tidak ada sesuatu apapun yang belum ia capai. Saya Memaafkan pengajarannya yang tidak menjangkau hati manusia karena ia kering, tidak berair, tanpa adanya lelucon, tanpa ketawa.
Tetapi anda akan dikejutkan untuk mengetahui apapun yang telah ia katakan anda akan melawan terhadap agama-agama, melawan terhadap politik, melawan terhadap status quo pada suatu saat tertentu, melawan terhadap keseluruhan masa lampau, namun tidak ada orang yang menghukum dia untuk alasan yang sederhana karena ia tidak efektip. Tidak ada alasan untuk tidak memperhatikan dia….
Krishnamurti gagal karena ia tidak bisa menyentuh hati manusia; ia hanya bisa menjangkau kepala manusia. Hati memerlukan beberapa pendekatan yang berbeda. Di sinilah saya berbeda dengan dia dalam keseluruhan hidup saya: kecuali jika hati manusia dicapai, anda dapat terus mengulagi kata-kata seperti burung beo, kata-kata indah tidak berarti apapun. Apapun yang Krishnamurti katakan adalah benar, tetapi ia tidak bisa mengatur untuk dapat terhubung dengan hati anda. Dengan kata lain, saya ingin mengatakan bahwa J.Krishnamurti adalah seorang filosof yang besar tetapi ia tidak bisa menjadi seorang guru (master). Ia tidak bisa membantu masyarakat, mempersiapkan orang-orang untuk suatu hidup yang baru, suatu orientasi yang baru.
Tetapi saya masih tetap mencintai dia, karena di antara ahli filsafat ia datang paling dekat ke jalan hidup yang mistik. Dia sendiri menghindari cara yang mistik, mem-bypass-nya, dan hal ini adalah alasan untuk kegagalannya. Tetapi ia adalah satu-satunya di antara pemikir-pemikir zaman modern ini yang paling dekat, hampir di garis tapal batas dari ilmu kebatinan (mysticism), dan berhenti di sana. Barangkali ia ketakutan jika ia memperbicangkan tentang ilmu kebatinan (mysticism ) orang-orang akan mengikuti pola-pola tua, tradisi-tradisi tua, filsafat-filsafat tua dari ilmu kebatinan(mysticism). Ketakutan mencegah dia untuk bisa memasuki. Tetapi ketakutan juga mencegah orang lain untuk memasuki misteri-misteri tentang hidup….
Saya telah berjumpa ribuan orang pengikut Krishnamurti karena siapa pun yang mempunyai ketertarikan terhadap Krishnamurti cepat atau lambat pasti menemukan perjalanannya ke arahku, karena Krishnamurti telah meninggalkan mereka, saya dapat mengambil tangan dan menunjukkan mereka ke dalam tempat suci yang paling dalam dari kebenaran. Anda dapat mengatakan koneksiku dengan Krishnamurti adalah karena Krishnamurti telah mempersiapkan landasan untuk saya. Ia telah mempersiapkan intelektual orang-orang untuk saya; sekarang adalah tugasku bekerja untuk mengambil orang-orang itu untuk lebih memperdalam akal, untuk menuju hati; dan lebih dalam dari hati, untuk menuju eksistensi.
Pekerjaan kami adalah satu adanya. Krishnamurti telah meninggal, tetapi pekerjaannya tidak akan menjadi mati sampai saya telah mati. pekerjaannya akan berlanjut terus."

Di terjemahkan oleh:
Wahyu Widodo berakhir pada malam Jumat legi --Sukro Manis--(12 malam 13 Juni 2009 atau 19 Jumadil akhir 1430 H) di ambil dari catatan facebook pak Hudoyo Hupudio di alamat: hudoyo@cbn.net.id


Selengkapnya...

Sabtu, 06 Juni 2009

MENJERNIHKAN MAKNA PEMILU

Menjernihkan Makna Pemilu

Wahyu Widodo*

Sebentar lagi warga negara Indonesia akan merayakan hajatan demokrasi pemilihan presiden secara langsung pada bulan Juli nanti, sebagai warga negara yang melek mata batinnya dan mempunyai kepekaan pancaindranya pastilah mempunyai perenungan dan pemikiran yang mendalam terhadap fenomena kebangsaan akhir-akhir ini.




Sebentar lagi warga negara Indonesia akan merayakan hajatan demokrasi pemilihan presiden secara langsung pada bulan Juli nanti, sebagai warga negara yang melek mata batinnya dan mempunyai kepekaan pancaindranya pastilah mempunyai perenungan dan pemikiran yang mendalam terhadap fenomena kebangsaan akhir-akhir ini.

Pemilu tidak hanya bermakna pergantian pemimpin yang mengandalkan kekuatan mantra orasi dan dansa-dansi dalam kuil yang bernama televisi, topeng kebijaksanaan yang dikemas dalam tata bahasa yang runtut dan sistemik atas nama ’citra diri’ akan tanggal dalam pandangan kepolosan dan keluguan sorot mata petani yang akrab dengan penderitaan. Pemilu bukan hanya kumpulan angka-angka dalam hitung cepat yang di adakan lembaga-lembaga survey, Pemilu adalah amanat batin warga negara Indonesia yang sekarang didangkalkan maknanya dan seringkali di atas namakan ”rakyat”.


Pemilu adalah pancaran batin rakyat Indonesia yang harus terejawantahkan dalam pertarungan darma satriya dan tidak bertujuan untuk kalah dan menang apalagi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala macam jalan.

Pemilu kali ini sudah kehilangan spirit dasar dan sudah menanggalkan elan vital utama sebagai panggilan Sang satriya-pinandita untuk menegakkan darma dalam perang yang menjujung tinggi pranata dan susila. Pemilu sekarang layaknya perang untuk memenuhi prasyarat belaka yang sudah ditentukan hasil akhirnya, skor sudah jadi sebelum bertanding. Pesta poranya angkaramurka kekuasaan yang diberi makna tinggi dalam masyarakat.

Amanat Batin
Pemilu menurut hemat saya akan sesuai bila di artikulasikan sebagai amanat batin yang harus diemban oleh putra-putri bangsa terbaik yang merasakan denyut nadi penderitaan bangsa dan negarannya yang akhirnya terpanggil untuk menunaikan panggilan dalam medan perang. Pemilu kali ini hanya sebuah seremonial lima tahunan yang hanya di ikuti oleh segelintir orang yang mencari keuntungan dan keberuntungan melalui pemilu. Seyogyanya kandidat capres dan cawapres mawas diri dan mawas hati sudahkan selama ini mendarmabaktikan dirinya demi kepentingan sesama tanpa pandang bulu? Ataukah sudah menakar antara ’apa yang diperbuat’ sebanding dengan ’apa yang diperolehnya’? kalau hasil hitungnya masih sebanding dan pas perlu dipertanyakan sekali lagi ’niat pencapresannya’. Sebagai pemimpin yang menunaikan jalan darma tidak memperhitungkan untung rugi, kalah dan menang, serta tidak menggunakan logika dagang dalam karya dan perjuanggannya. Lebih lebih berpikir mengkurskan setiap keringat yang dikeluarkan dengan kurs rupiah. Banyak orang meraup keuntungan melalui pemilu yang memberi makna pemilu layaknya perdagangan dalam pasar. Di tengah hiruk pikuk keruwetan pemilu senandung Sri Krishna dalam Bhagavad Gita perlu kita dengar: Kau tidak berperang untuk memperebutkan kekuasaan: kau berperang demi keadilan, untuk menegakkan kebajikan. Janganlah kau melemah di saat yang menentukan ini. Bangkitlah demi bangsa, negeri dan panggilan Ibu Pertiwi.

Berakhirnya Era Sun Tzu

Strategi Sun Tzu dalam bukunya yang mashur, The Art of War, yang acapkali menjadi rujukan dalam menyusun strategi pemenangan tim sukses perlu untuk di kaji ulang. Sun Tzu adalah simbol manusia primordial yang dibesarkan dalam tata aturan fight or flight sebagai bentuk ekspresi ketakutan yang melahirkan segerombolan brigade dan front-front para penakut yang di kemas rapi dalam balutan strategi. Strategi Sun Tzu terbukti gagal dalam menciptakan perdamaian dunia yang hakiki karena perdamaian hasil kompromi, penaklukan dan penundukan hanya akan membawa peperangan lebih lanjut.

Dalam dunia bisnis strategi Sun Tzu mulai di tinggalkan sebagaimana disimpulkan oleh Business week edisi Indonesia 15-22 November 2006:
Zaman telah berubah. Para eksekutif bisnis kini meninggalkan ajaran seni perang Sun Tzu dan beralih mengikuti petunjuk Bhagavad Gita yang penuh kedamaian. Era ketika Gordon Gekko, tokoh dalam film Wall Street keluaran 1987, dengan bangga mengutip Sun Tzu telah pudar. Bhagavad Gita mulai menggeser posisi The Art of War sebagai referensi manajemen.(tHE GITA OF MANGEMENT)

Senandung Sri Krishna dalam Bhagavad Gita mulai menjadi paradigma baru untuk menciptakan peradaban yang lebih bersusila dalam dunia politik, sebuah senandung yang membakar Bung Karno untuk terus berjuang dalam memerdekakan bangsanya, senandung yang menguatkan Bung Karno dalam jeruji penjara sukamiskin yang akhirnya menggetarkan jiwanya dalam pledoi yang bersejarah, Indonesia Menggugat: Ketahuilah senjata tiada menyinggung hidup; api tiada membakar, tiada air membahi; tiada angus oleh angin yang panas. Tiada tertembusi; tiada terserang, tiada terpijak dan merdeka; kekal abadi dimana-mana, tetap tegak; tiada nampak, tiada terucapkan, tiada terangkum oleh kata, pikiran senantiasa pribadi tetap begitulah disebut Djiwa (hal 114)

Sudah saatnya pemilu kali ini dijernihkan maknanya kembali diruwat kembali bukan pesta poranya perang ego kekuasaan, tetapi perangnya para satriya demi tegaknya kebajikan yang tidak memperhitungkan menang dan kalah, yang menjunjung tinggi pranata dan susila. Dengan perubahan paradigma ini semoga hasil pemilu akan membawa perubahan bagi sesama. Semoga semua makhluk bahagia. Namaste, wasallam.

* Penempuh Jalan Hening Diri. www. wahyuheningdiri.blogspot.com




Selengkapnya...